Sabtu, 26 Maret 2011

NATAL'S BLOG : ALAT-ALAT GEODESI DAN KARTOGRAFI

Medan, 27 Agustus 2010

ALAT-ALAT  
GEODESI DAN KARTOGRAFI




Theodolit Digital
Sejarah Theodolit
"Transit" merujuk kepada suatu jenis teodolit khusus yang dikembangkan pada awal abad ke-19. Ada sebuah fitur yang dapat teleskop "flop over" ( "transit lingkup") agar mudah-peninjauan kembali dan dua kali lipat dari sudut untuk pengurangan kesalahan. Transit beberapa alat yang mampu membaca sudut langsung ke tiga puluh arcseconds. Di tengah-tengah abad 20,

            Istilah diopter telah lama kadang-kadang digunakan dalam teks sebagai sinonim untuk teodolit.ini berasal dari seorang tua astronomi instrumen disebut dioptra.Sebelum ke teodolit, instrumen seperti geometris persegi dan berbagai kalangan lulus (lihat circumferentor) dan semicircles (lihat graphometer) telah digunakan untuk memperoleh secara vertikal atau horisontal sudut pengukuran. Itu hanya soal waktu sebelum seseorang menempatkan dua pengukuran perangkat dalam satu instrumen yang dapat mengukur kedua sudut secara bersamaan.Gregorius Reisch menunjukkan sebuah instrumen dalam lampiran dari bukunya Margarita Philosophica, dia yang diterbitkan di dalam Strasburg 1512.ini dijelaskan dalam lampiran oleh Martin Waldseemüller, sebuah topographer Rhineland dan peta, yang menjadikan perangkat ini di tahun yang sama . Waldseemüller instrumen yang disebut-nya polimetrum.

Pertama kemunculan kata "teodolit" ditemukan dalam survei buku J geometris praktek bernama Pantometria (1571) oleh Leonard Digges, yang telah diterbitkan anumerta oleh anaknya, Thomas Digges.etimologi dari kata tersebut tidak dikenal. Bagian pertama Baru latin theo-delitus mungkin berasal dari bahasa Yunani θεαομαι, "tiba-tiba ke atas atau cari perhatian", tetapi bagian kedua lebih banyak menimbulkan teka-teki dan sering dikaitkan dengan sebuah variasi δηλος tdk seperti seorang sarjana, yang berarti "jelas "atau" jelas ".

Ada beberapa kebingungan tentang instrumen yang nama pada awalnya diterapkan. Beberapa mengidentifikasi awal teodolit azimut sebagai instrumen saja, sedangkan yang lain sebagai menentukan altazimuth instrumen. Dalam Digges buku, nama "teodolit" dijelaskan alat untuk mengukur sudut horisontal saja. Dia juga dijelaskan alat yang diukur baik ketinggian dan azimut, dia yang disebut sebagai instrumen topographicall [sic]. Jadi nama awalnya hanya diterapkan ke azimut instrumen dan hanya kemudian menjadi terkait dengan instrumen altazimuth. 1728 membandingkannya dengan ensiklopedi "graphometer" menjadi "setengah teodolit".Bahkan sebagai sebagai akhir abad ke-19, dengan alat untuk mengukur sudut horisontal hanya disebut sederhana teodolit dan instrumen altazimuth, yang biasa teodolit.


            Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran.Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung.Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop.Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.

            Teodolit yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden teodolit besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Sebagai teknologi progresse

Cara Penggunaan
Dapat digerakan dengan 2 sumbu garis tegak lurus untuk yang horizontal sumbu cembung putar, dan sumbu vertikal. ketika teleskop di arahkan ke benda yang di inginkan, di setiap sudut dan sumbu dapat mengukur dengan ketelitian yang baik..
Atau dalam sumber yang lain yaitu MODUL PROGRAM KEAHLIAN MEKANISASI PERTANIAN KODE MODUL SMKP2K02-03MKP.

Dengan kemampuan teropong bergerak kearah horizontal dan vertikal, mengakibatkan alat mampu membaca sudut horizontal dan vertikal pada dua posisi, yaitu posisi pertama kedudukan visir ada di atas dan kedua posisi visir ada di bawah.Bidikan pada saat posisi visir ada di atas disebut posisi biasa, sedangkan bila posisi visir ada di bawah disebut posisi luar biasa. Bacaan sudut horizontal pada posisi biasa dan luar biasa akan berselisih 180° atau 220g, , atau bila posisi biasa nolnya ada di Utara, pada posisi luar biasa nolnya ada di Selatan. Untuk sudut vertikal juga sama berbeda 180° atau 220g, atau bila pada posisi biasa bacaan sudut vertikalnya menunjukkan sudut zenit, pada keadaan luarbiasanya menunjukkan sudut nadir.

Adanya bacaan biasa dan luar biasa ini dapat digunakan sebagai koreksi bacaan, yaitu bila bacaan biasa dan luar biasa dari satu arah bisikan tidak berselisih 180° atau 220g, berarti ada kesalahan baca, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan.

Pada pengukuran yang tidak menghendaki tingkat ketelitian yang tinggi, biasanya pembacaan cukup dilakukan pada posisi biasa.

Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur jarak bila pada diafragmanya dilengkapi benang stadia.Pengukuran jarak dengan alat ini tidak disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, sehingga garis bidik tidak selalu tegaklurus rambu ukur, karena rambu ukur sendiri yang tetap disyaratkan terpasang tegak.Pengukuran jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan pengukuran tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi teropong dalam keadaan miring, maka jarak ukuran dapat berupa jarak miring, jarak vertikal dan jarak mendatar.

Abney level

Sejarah Abney level adalah  sebagai berikut, Sebuah Topografi Abney Level merupakan instrumen yang digunakan dalam survei yang terdiri dari tabung penampakan tetap, tingkat semangat bergerak yang terhubung ke lengan yang menunjuk, dan skala busur derajat. The Topographic Abney Level is an easy to use, relatively inexpensive, and when used correctly an accurate surveying tool. The Topografi Abney Level adalah mudah untuk digunakan, relatif murah, dan bila digunakan dengan benar alat survey akurat. The Topographic Abney Level is used to measure degrees, percent of grade, topographic elevation, and chainage correction. The Topografi Abney Level digunakan untuk mengukur derajat, persen dari kelas, elevasi topografi, dan chainage koreksi. By using trigonometry the user of a Topographic Abney Level can determine height, volume, and grade.
            Dengan menggunakan trigonometri pengguna dari Topografi Abney Level dapat menentukan tinggi, volume, dan kelas. The Topographic Abney Level is used at the eye height of the surveyor and is best employed when teamed with a second surveyor of the same eye height. The Topografi Abney Level digunakan pada ketinggian mata dari surveyor dan yang terbaik digunakan saat bekerja sama dengan surveyor kedua dari tinggi mata yang sama. This allows for easy sighting of the level and greater accuracy. Hal ini memungkinkan untuk penampakan mudah dan tingkat akurasi yang lebih besar. A ranging pole can be marked at the eye height of the level user or the approximate location of the eye height (ie chin, nose, top of head) of the level surveyor must be know of the ranging surveyor. Sebuah tiang mulai dapat ditandai dengan meningkatnya pengguna mata tingkat atau lokasi perkiraan tinggi mata (yaitu dagu, hidung, bagian atas kepala) dari tingkat surveyor harus tahu akan mulai dari surveyor.
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur kemiringan suatu bidang.


Clinometer
Cara penggunaan :
Sebuah rimbawan menggunakan suatu klinometer memanfaatkan dasar trigonometri First the observer measures a straight-line distance D from some observation point O to the object. Pertama pengamat mengukur jarak D-garis lurus dari beberapa titik pengamatan O untuk objek. Then, using the clinometer, the observer measures the angle a between O and the top of the object. Kemudian, dengan menggunakan klinometer, pengamat mengukur sudut antara O dan bagian atas objek. Then the observer does the same for the angle b between O and the bottom of the object. Kemudian pengamat melakukan hal yang sama untuk b sudut antara O dan bagian bawah objek. Multiplying D by the tangent of a gives the height of the object above the observer, and by the tangent of b the depth of the object below the observer. Mengalikan D oleh tangen dari ketinggian memberikan objek di atas pengamat, dan oleh singgung b kedalaman objek di bawah pengamat. Adding the two of course gives the total height ( H ) of the object, in the same units as D . [ 1 ] Menambahkan dua tentu saja memberikan tinggi total (H) obyek, dalam satuan yang sama sebagai D. [1]
Note that since multiplication is distributive it is equally valid to add the tangents of the angles and then multiply them by D:Perhatikan bahwa sejak pengali distributif adalah sama berlaku untuk menambahkan garis singgung dari sudut dan kemudian dikalikan D:
A = tan a A = tan a
B = tan b B = tan b
H = ( A × D ) + ( B × D ) = ( A + B) × D H = (× D) + (B × D) = (A + B) × D
Note also that both angles should be positive numbers (ie ignore any minus sign on the clinometer's scale). Perhatikan juga bahwa kedua sudut harus angka positif (yaitu mengabaikan semua tanda minus pada skala klinometer's).
            Clinometer berfungsi untuk mengukur ketinggian pohon, selain itu  klinometer ini juga umum digunakan oleh rimbawan untuk memperoleh kemiringan persen daerah. This measurement is based on the same trigonometric principles described above. Pengukuran ini didasarkan pada prinsip-prinsip trigonometri sama dijelaskan di atas. Slope measurements, however, require that both observer and target be a constant height above the ground; thus a range pole or height of measurement (HI) stick is often used in slope measurements. pengukuran Lereng Namun, mengharuskan kedua pengamat dan target menjadi tinggi konstan di atas tanah; sehingga jangkauan atau tiang tinggi pengukuran (HI) stick sering digunakan dalam pengukuran lereng.

Walking stick
Walking stick merupakan alat untuk mengukur tinggi suatu benda. Walking stick digunakan dengan jalan membidik pohon dengan posisi tongkat terbalik dan mundur hingga didapat bidikan yang tepat. Walking stick memiliki panjang tongkat 1 meter dengan bagian berwarna dibawah lengkungan tongkat, yang memiliki tinggi 10 cm.
Alat ini membutuhkan dua orang dalam pengoperasiannya. Satu sebagai pemegang tongkat dan seorang lagi dekat dengan benda yang akan diukur dan menunjuknya sesuai arahan pemegang tongkat dan menunjuk bidikan pemegang tongkat tepat pada garis atas berwarna pada tongkat. Dalam dunia kehutanan, alat ini digunakan untuk mengukur tinggi pohon. Bagian atas tongkat mengarah pada tajuk pohon, bagian bawah garis berwarna menuju bagian bawah pohon, dan bagian atas warna menunjukan tinggi pohon. Setelah terarah, orang yang dekat dengan objek menunjuk tepat dibidikan dan diukur dengan pita ukur. Hasil yang didapat dikalikan 10 dan merupakan tinggi pohon dugaan yang dimaksud. Perkalian 10 dilatarbelakangi perbandingan tinggi tongkat dan tinggi daerah berwarna yaitu 10:1
Phyband
Pita ukur pi (phi band), mengukur keliling pohon dan hasilnya dibagi dengan PI
untuk mendapatkan angka diameter.
Hubungan antara jari-jari (r), diameter (D) dan keliling adalah sebagai berikut:

Diameter = 2 r
D = 2 r
Keliling = pi*D
Pi = 3.141593





Pita Ukur

Pita ukur merupakan sejenis pembaris lentur. Ia terdiri daripada pita kain, plastik, atau logam dengan tanda ukuran memanjang dengan unit metrik dan kadang kala dengan tambahan unit imperial. Ia merupakan perkakasan ukur biasa. Kelenturannya membolehkan pengukur jarak yang besar dibawa dengan mudah dalam poket atau kotak perkakasan dan membenarkan ukuran diambil pada selekoh dan sudut. Pada masa kini ia terdapat di merata-rata, malah sebagai bentuk mini sebagai pemegang kunci.


GPS
Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
            Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun,[2] termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.
            GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
Cara Pengunaannya adalah sebagai berikut :
            Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.
            Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.
            Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
·         Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
·         Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
·         Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
·         Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
·         Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
·         Gedung-gedung. Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
·         Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.


Tongkat Biiterlich

BITTERLICH ( 1948) merekomendasikan rasio perbandingan meteran 1.41 cm bagi 100 cm sudut pengamatan yang lebih rendah ( 50') dan lebih dari dua pohon yang terhitung per titik sampel. Pada perbandingan ini, pohon yang terhitung hasilnya dibagi 2 pada luas bidang dasar dalam meter-kuadrat per hektar. Suatu perbandingan yang lebih sederhana untuk kalkulasi 2 cm bagi 100 cm atau 1:50, yang mana setara dengan sudut pengamatan 1°10''.

Menghasilkan perhitungan secara langsung sepadan dengan luas bidang dasar dalam meter-kuadrat per hektar yang pada akhirnya menunjukkan penggunaan sudut intensitas sampel yang lebih besar per titik pengamatan dibandingkan sudut pengamatan yang direkomendasikan oleh GROSENBAUGH dan yang digunakan dalam pelajaran ekologi di Amerika Utara ( e. g.,SHANKS 1954, RICE dan
PENFOUND 1955, 1959).
Sesudah itu suatu meteran pengukur sudut yang lebih canggih, dikembangkan oleh BITTERLICH, yang disebut "  piegelrelascope". Ini adalah suatu alat optic kecil, yang sudutnya ditetapkan oleh satu set palang perbandingan. Alat tersebut dilengkapi dengan suatu koreksi terhadap kesalahan yang secara otomatis dapat dimatikan, jika tidak memperoleh data luas bidang dasar untuk diproyeksikan di atas peta. Spiegelrelascope tidak bermanfaat apabila  ntensitas cahaya rendah, sebab jarak penglihatan melalui alat ini akan semakin lemah.





Planimeter

Ada beberapa jenis planimeters, tetapi semua beroperasi dengan cara yang sama. The precise way in which they are constructed varies, with the main types of mechanical planimeter being polar, linear and Prytz or "hatchet" planimeters. Cara yang tepat di mana mereka dibangun bervariasi, dengan jenis utama dari mekanik yang polar planimeter, kapak linear dan Prytz atau "" planimeters. The Swiss mathematician Jakob Amsler-Laffon built the first modern planimeter in 1854, the concept having been pioneered by Johann Martin Hermann in 1814. Swiss matematikawan Jakob Amsler-Laffon membangun planimeter modern pertama pada 1854, konsep yang telah dirintis oleh Johann Martin Hermann pada tahun 1814. Many developments followed Amsler's famous planimeter, including electronic versions. Banyak perkembangan diikuti planimeter Amsler terkenal, termasuk versi elektronik.
A linear planimeter on scrolls for the determination of stretched shapesThey consist of a linkage with a pointer on one end, used to trace around the boundary of the shape.Mereka terdiri dari hubungan dengan pointer pada salah satu ujungnya, digunakan untuk melacak sekitar batas bentuk. The other end of the linkage is fixed for a polar planimeter and restricted to a line for a linear planimeter. Ujung linkage yang tetap adalah untuk sebuah planimeter kutub dan terbatas pada garis untuk planimeter linier. Tracing around the perimeter of a surface induces a movement in another part of the instrument and a reading of this is used to establish the area of the shape. Menelusuri di sekeliling permukaan mendorong gerakan di bagian lain dari instrumen dan pembacaan ini digunakan untuk membangun daerah bentuk. The planimeter contains a measuring wheel that rolls along the drawing as the operator traces the contour. planimeter berisi roda mengukur bahwa gulungan sepanjang gambar sebagai jejak operator kontur. When the planimeter's measuring wheel moves perpendicular to its axis, it rolls, and this movement is recorded. Ketika roda mengukur planimeter yang bergerak tegak lurus terhadap poros, menggelinding, dan gerakan ini dicatat. When the measuring wheel moves parallel to its axis, the wheel skids without rolling, so this movement is ignored. Ketika roda mengukur bergerak sejajar dengan poros, roda meluncur tanpa rolling, jadi gerakan ini diabaikan. That means the planimeter measures the distance that its measuring wheel travels, projected perpendicularly to the measuring wheel's axis of rotation. Itu berarti planimeter ukuran jarak yang mengukur perjalanan roda nya, diproyeksikan tegak lurus sumbu roda mengukur tentang rotasi
Kerja dari planimeter linier dapat dijelaskan dengan mengukur luas persegi panjang ABCD (lihat gambar). Moving with the pointer from A to B the arm EM moves through the yellow parallelogram, with area equal to PQ×EM. Bergerak dengan pointer dari A ke B bergerak EM lengan melalui genjang kuning, dengan luas sama dengan PQ × EM. This area is also equal to the area of the parallelogram A"ABB". Daerah ini juga sama dengan luas jajaran genjang A "ABB". The measuring wheel measures the distance PQ (perpendicular to EM). Roda mengukur mengukur jarak PQ (tegak lurus dengan EM). Moving from C to D the arm EM moves through the green parallelogram, with area equal to the area of the rectangle A"DCB". Pindah dari C ke D EM lengan bergerak melalui genjang hijau, dengan luas sama dengan luas persegi panjang A "DCB". The measuring wheel now moves in the opposite direction, subtracting this reading from the former. Roda ukur sekarang bergerak ke arah yang berlawanan, mengurangkan ini membaca dari mantan. The net result is the measuring of the difference of the yellow and green areas, which is the area of ABCD. Hasil akhirnya adalah pengukuran perbedaan wilayah kuning dan hijau, yang merupakan daerah ABCD. There are of course the movements along BC and DA, but as they are the same but opposite, they cancel each other on the reading of the wheel. Tentu saja ada gerakan bersama BC dan DA, tetapi karena mereka adalah sama tetapi sebaliknya, mereka membatalkan satu sama lain pada bacaan roda.

Rambu Ukur
Cara Pemasangan Bak Ukur/Rambu Ukur :
• Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya sesuai dengan kebutuhan, kemudian kunci.
• Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok (titik) yang akan dibidik.
• Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/condong (depan, belakang, kiri dan kanan), karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan.
• Arahkan lensa pada teropong pesawat.


2.Tripot / Statif

Cara Pemasangan Statif
• Letakkan statif di atas titik yng akan didirikan pesawat, kendorkan sekrup-sekrup kaki statif.
• Tarik kepala statif sampai pada ketinggian yang dikehendaki dan usahakan kepala statif sedatar mungkin.
• Keraskan kembali sekrup-sekrup kaki statif.
• Buka kaki statif upayakan dengan membentuk sudut 60°, dari muka tanah dan ujungnya membentuk segitiga sama sisi.
• Upayakan lubang sekrup pengunci tepat di atas titik center point.
• Injak kaki statif ke dalam tanah dengan tetap memperhatikan letak kepala statif tetap mendatar

3.Total Station
Bagian Total Station Topcon GTS 235 N

Persyaratan Operasi :
• Sumbu I harus tegak lurus dengan sumbu II (dengan menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya).
• Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II.
• Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.
• Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II. (syarat, sudah dipenuhi oleh pabrik pembuatnya).


Cara Penyetelan Total Station :
1. Dirikan statif sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
2. Pasang Total Station di atas kepala statif dengan mengikatkan landasan Total Station dan sekrup pengunci di kepala statif.
3. Tempatkan center point pada titik yang akan didirikan Total Station dengan tetap memperhatikan letak kepala statif tetap mendatar dengan cara, angkat dua kaki statif mata melihat pada teropong center point untuk menempatkan titik yang akan didirikan Total Station.
4. Setel nivo kotak dengan mengatur tinggi rendahnya kaki statif pada setiap pergeseran gelembung nivo dengan menggunakan sekrup menyetel kaki statif hingga gelembung nivo bergeser ke tengah
5. Tempatkan kembali center point pada titik yang akan didirikan pesawat dengan menyetel 3 sekrup penyetel, dengan cara memutar dua sekrup ke arah dalam atau luar secara bersamaan, dan sekrup yang satu digunakan untuk menempatkan center point tersebut